Sinetron Makan Korban

Dah berapa kali ya aku nyumpahin sinetron Indonesia, dah berapa bloger ya yang nyorotin tentang busuknya efek yang diakibatkan oleh dijual-bebasnya sinetron angkara-murka di bumi ini. Yang jelas ini yang kedua di blog ini setelah tulisan ini.

Wes gak usah ba-bi-bu lagi, sinetron Indonesia memang bangsat bejat. (Sabar…sabar….)

Hari ini seperti biasa, aku males2an di kamar, tidur2an, tapi tetap dengan kuping terbuka (masak nutup, aneh la’an). Sayup-sayup, tapi sangat jelas, ada suara anak2 kecil lagi maenan, sepertinya sih mereka lagi mainan keluarga-keluargaan. Ada yang berperan jadi Ibu, anak pertama, adek (sepertinya diperankan oleh boneka) dan seperangkat kelengkapan rumah tangga yang laen.

Cerita awalnya biasa, khas anak kecil yang sedang bermain, polos dan penuh dengan gelak tawa. Aku jadi gak begitu ambil peduli. Hingga suatu saat ada adegan sang adek sakit. Sang ibupun “marah” ke anak pertamanya. Dia (pura2nya dimarahin habis-habisan).

“Kamu harus takut sama ibu”, teriak sang ibu penuh semangat.

“Aku gak taku sama ibu kok”, balas anak pertama.

“Lho Ibu kan jahat banget“, bentak sang ibu. (ini nih….)

“Ya udah kalo gitu aku pergi aja, trus nanti dibacok orang dari belakang, trus mati, trus jadi peri yang cantik”, ancam anak pertama (ini juga..tapi kalo jadi peri yang canti gpp lah, walopun itu juga mungkin ulah sientron)

Gak cukup bukti emang kalo aku pengen nyalahin sinetron, tapi karena hatiku udah kadung suudzon sama produk bisnis yang bahan bakunya adalah angkara murka, maka ga ada kambing yang lebih hitam daripada sinetron Indonesia.

Jaman dullu, sosok ibu itu adalah kalem, lembut dan sabar. Tapi karena pengaruh sinetron, posisi itupun jadi samar. Banyak ibu-ibu yang digambarkan jahat banget, kadang kejahatanya sampe gak bisa dinalar sama akal sehat. Kaum wanita muslimah yang harusnya tegar, berani namun bersahaja, bisanya cuman nangiiiiis aja ketika dianiaya. Busuk!

Wes gak ada gerakan lain selain MENOLAK SINETRON ANGKARA-MURKA.