Polisi di Mata mBah Sastro

polisi brutalPernah suatu ketika dalam sebuah perjalanan dari kota Magetan tercinta menuju kota Pahlawan, aku bertemu dengan sesosok lelai yang sudah cukup berumur. Penampilanya sangat sederhana, dengan baju garis-garis putih yang sudah meulai usang dimakan usia, ditambah topi khas model kupluk yang sering dipakai lelaki seusianya. Semakin menambah kesan sederhana dan bersahaja. Sorot matanya tajam, berbeda dengan banyak wajah yang siang itu mulai menggerutu dan mengutuk panasnya bis kota. Lelaki itu duduk di depanku.

“Ya yang bolpennya pak, model baru pak gak pake tinta, silahkan dicoba, warna dan corak bisa dipilih”.

Salam khas pedagang asongan kala itu, telah merusak lamunanku, yang pada ahirnya membawaku pada sebuah percakapan yang syarat akan pesan.

Wah…wong aku iki wis gak sekolah kok” (wah saya ini sudah tidak sekolah kok)

Itulah ucapan pembuka yang beliau ucapkan, dari bahasa tubuhnya, terlihat bahwa beliau ingin mengajakku berkomunikasi.

Damel putune mawon mBah” (buat cucunya saja mBah)

Putuku yo wes gak sekolah kok mas” (cucu saya juga sudah gak sekolah kok mas)

Oo..mBah aslinipun pundi?” (asal mbah dari mana?)

Sebuah pertanyaan basa-basi yang sudah menjadi Standard Operational Procedure-ku (SOP) ketika bertemu dengan orang yang tidak aku kenal. Dari situ ahirnya aku ngobrol ngalor ngidul dengan lelaki itu. Panggil saja mBah Sastro, keegoisanku mebuatku malu untuk menanyaan nama lelaki yang telah memberi banyak nasehat padaku waktu itu.

Anak-anakku wes dadi wong kabeh kok mas, lha sing arep tak parani iki wes diangkat dadi Angkatan Darat. Mbiyen pengene arep dadi polisi, tapi aku gak ngolehke. Polisi saiki gak ono ajene, seje karo Angkatan Darat, diajeni tenan mas” (anak-anak saya sudah berhasil semua kok mas, nha yang mau saya datengi ini sudah diangkat menjadi tentara di Angkatan Darat. Dulunya dia pengen jadi polisi, tapi nggak saya ijinkan. Polisi sekarang sudah gak dihormati lagi mas, berbeda sama Angkatan Darat, wah dihormati beneran itu mas.

Akupun terhenyak, sudah seburuk itukah citra kepolisian Indonesia? sampai beliau mencontohkan, seandainya di kampunya ada polisi, dan anak dari polisi itu ada yang kecelakaan, maka sudah dipastikan bahwa anak itu tidak akan ada yang menolong.

Sungguh ironis, pihak yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat justru dibenci oleh masyarakat itu sendiri. Apa yang menyebabkan masyarakat belum bisa mennjukkan kebanggaan akan eksistensi polisi? Apa karena kinerja polisi yang tidak memuaskan masyarakat, atau polisi terlalu arogan dalam menjalankan tugas dan kewajibanya?

Tapi memang seperti itulah keadaanya, coba anda lihat acara-acara kriminal di televisi. Tidak sedikit penjahat yang “meminjam” atribut polisi untuk melakukan tindak kriminal khususnya pemerasan. Apakah ini merupakan tindakan pencemaran nama baik? bukan, melainkan tindakan plagiatisme atau ikut-ikutan.

Entahlah, yang jelas bukan cuma mBah Sastro yang mempunyai pemikiran seperti itu, mungkin saya, anda dan mungkin juga mereka.

Dan tulisan ini bukan dibuat untuk menjelek-jelekan citra polisi yang memang sudah jelek , tapi lebih ditujukan untuk menginformasikan bahwa banyak masyarakat yang sudah apriori dengan yang namanya polisi. Polisi yang baik pasti masih banyak, tapi apa boleh buat, kita cuma mengingat yang jelek saja sih. Dan tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa polisi yang arogan dengan titelnya juga masih banyak, sehingga tidak salah ketika mBah Sastro berfikir bahwa jadi polisi itu sangat tidak terhormat.


Pesan: Tanpa mengurangi rasa hormat untuk para polisi yang sudah mengrbankan waktunya demi bangsa ini. Terima kasih pak.


sumber gambar: http://www.wpclipart.com

26 Responses to “Polisi di Mata mBah Sastro”

  1. willyedi Says:

    Kenapa dalam pikiranku, stereotip begitu juga. Apa mungkin sudah sedemikian parah. Ada sih yang saya tahu, polisi yang bersih. Tapi ada berapa persen ya? Kok yangkelihatan yang kotor begitu?

  2. deking Says:

    Polisi=”kotor”
    Apakah itu semua juga korban generalisasi buta?
    Ada guyonan di antara kami dulu:
    “Lha yang namanya polisi, lagi tidur saja bikin kesal (maksudnya polisi tidur) apalagi kalau tidak tidur”

  3. arul Says:

    kayaknya institusi polri harus berubah sistem….
    mulai dari atasan dan bawahan2 sekalian termasuk di sistem pendidikannya… karena akan memberikan dampak terus menerus tanpa ada perubahan berarti seperti STPDN/IPDN aja nanti…

  4. zulfanahrielly Says:

    aloo,, maap nimbrung dsini bkan mo ngomentari tulisannya…
    sekedar nyapa duank,,
    hehe..

  5. joesatch Says:

    saya ndak mau ikut2an menggeneralisasi. tapi dari 23 tahun hidup saya, ketika berurusan dengan birokrasi kepolisian, ujung2nya saya selalu memisuhi mereka!

  6. kakilangit Says:

    willyedi:
    karena mungkin sejak kecil, kita cuman menemukan polisi baik itu ya di buku PMP, PPKN, dsb. walaupun seberernya juga ada, tapi kan polisi yang baik pasti ga mo nunjukin kebaikanya (positif mode). dan sekarang, kita dihadapkan sama tingkah laku sebagian besar polisi yang membuat kita mengurut dada 👿

    deking:
    Mungkin iya tapi juga mungkin tidak om. media sekarang punya peran besar dalam membangun overgeneralisasi yang sekarang ada. buktinya, kalo polisi lagi baik, mana ada media yang meng-expose (g bakalan laku medianya), tapi giliran yang bejat2 pasti dijadikan headline.

    “… apalagi kalau tidak tidur”

    apalagi kalo lagi ngejar setoran 😀

    arul:
    mungkin perombakan itulah yang mereka rasa sangat sulit. mereka “pasti mau” berubah, gak mungkin kan mereka itu bebal dan dungu, sehingga g pernah mendengar hal2 buruk tentang mereka?

    zulfanahrielly:
    aduh…teteh ini bisa aja 😀 makasih udah mampir teh..

    joesatch:
    saya juga gak menggeneralisasi kok om joe 😈 , cuman menyampaikan pendapat orang yang sudah terlanjur menggeneralisasi (tapi intine aku setuju 😀 )

  7. Paijo Says:

    Bagaimana citra polisi mau baik, wong kalau mau masuk bintara saja musti keluar uang puluhan juta. Itu sudah bukan rahasia lagi. Akibatnya waktu mereka kerja pasti berusaha untuk mempercepat kembalinya “modal” yang telah dikeluarkan. Setelah kembali modal, berusaha mencari keuntungannya. Begitu kira-kira logika saya. Terimakasih dan salam eksperimen.

  8. NeeN Says:

    cup, kok kamu kasi namanya mbah Sastro? itu kan mbahku… aku ga terima, mbahku kan bukan orang magetan, ga mungkin naek bis dari magetan… 😀

  9. dr Says:

    magetanisasi nin… kekekekekek

  10. peyek Says:

    dari oknum polisi yang nggak mau disebut namanya “Polisi itu nggak hitam nggak putih mas, tapi abu-abu”

  11. koecing Says:

    d’juga termasuk yang g’respek ma polisi. abis selama hampir 20taun d’idup g’pernah tuh dapet pengalaman yang baik ma polisi. yang paling parah, d’hampir ditampar ma polisi yawda d’jd mengila…. d’banting pintu di depan tuh polisi. sebelumnya pake acara ngelempar tanda pengenal polisi dulu… wiih… klo diinget2 seru lho….. tp tetep sll bikin emosi bangkit lg… (dasar darah muda… 😆 masih suka bertindak seenaknya 😛 )

    makanya juga, d’berharap g’dapet jodoh polisi. bikin makan ati aja. pdhal d’juga butuh makan sayur(halah…). klo punya anak, d’juga g’pengen dia jd polisi. g’cuma polisi aja sih… d’g’mau anak d’masuk/ duduk di lembaga pemerintahan.

  12. zulfanahrielly Says:

    suerrr degh,, nie lagi mampirr tapi pusing mo ngomentarin apa,,,
    blogkuw tue ampir ga keuruss,,
    pikiran di kepala pada numpuk pegen nulis di blog tapi susah keluarnya,,

    belum lagi masalah skul,, pikirannya jadi nabrak degh..
    bedewe iya degh nanti oleh olehnya dikirim lewat tiki wordpress……heheheheheheheheheh..

    nape manggil aku teteh.. kan teteh artinya “kaka”

  13. zulfanahrielly Says:

    mmm…
    ketegasan polisi kurang,,

    atau polisi2 gajinya rendah ya,,??
    ..>_

  14. juliach Says:

    pengalamanku karo polisi wis akeh buanget ngedhabreg , sampek gilo. benciku karo polisi ngungkuli tahi asu. polisi pake seragam coklat = tahi asu garing. polisi iku glathak = asu. salah/bener pasti dicokok persis koyo asu mangan tahi.

    salam kenal.

  15. ndarualqaz Says:

    polusi, emang polusi dari dulu kotor… betul kan.

    hehehehehe…. lam knal pak dari orang mediun

  16. rumahfrandi Says:

    oh jadi Dian Sastro punya darah Magetan toh, tuh mbahnya dari sana 😛

  17. Paijo Says:

    POLISI, lagi tidur aja bikin repot ( polisi tidur = speedbumb ) apalagi kalau lagi bangun. Yang bikin tambah repot yang tidur polwan gendut lagi hamil ( maksudnya speedbumb-nya besar dan tinggi ) bisa bikin rusak mobil.
    Di kamus saya ternyata POLISI = ngePOLke ISI ( maksudnya ngepolke isi dompet ). Salam eksperimen aja ya.

  18. zulfanahrielly Says:

    btw, kenapa blog nya ga di update2,,
    sibuk ya..

  19. orang aneh Says:

    dulu tuh ak jg berpikiran seperti rekan2 bahwa polisi tuh ya begini begitu..tp setelah aku jd polisi kayake biasa2 aja g begitu2 bgt..pokoknya ya inilah kerja polisi..tergantung individunya gimana..walaupun begitu begini itu dah menjadi resiko yang harus dilawan..contohnya..kebanyakan orang2 lebih nawarin dulu untuk begini bgitu..dengan alasan damai ajalah pak..selesain kluarga ajalah pak..dan sebagainya..dan itupun menjadi sebuah godaan..dan godaan itu bisa ditahan ato nggak tergantung sama individunya..secara otomatis..masyarakat juga memberikan peranan dalam membuat polisi menjadi begini begitu..coba kalo dipikir..seandainya masyarakat lebih sadar hukum..kamipun sebegai penegak hukum akansangat segan dan malu melakukun begini begitu..jadi marilah kita sama2 menyadari dan paham dengan keaadaan kita..anda sebagai masyarakat dan kami sebegai anggota kepolisian..bagaimanapun tugas pokok kami adalah melindungi mangayomi dan melayani masyarakat..dan kamipun bukan superman..yang sangat sempurna menjadi seorang penegak hukum..kami hanyalah manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan..makasih..eh iya bwt mbah sastro kerja polisi beda mbah dengan angkatan2 laen kerja polisi tuh lebih menyentuh dengan masyarakat jadi ya otomatis lebih terpantau oleh masyarakat..jadi ya lebih banyak komentar2 positip ataupun negatip..beda dengan yang itu..kamipun tidak mempermasalahkan atau memikirkan lebih dihargai yang mana..tp yang jelas kerja polisi tuh lebih nyata dari instansi2 lainya..walaupun smakin lebih banyak juga godaan2..tp kami akan tetap berusaha memperbaiki kecacatan2 ditubuh kami..dan sekali lagi bagaimanapun juga kami tetep manusia2 yang penuh kekurangan..makasih..

  20. kakilangit Says:

    paijo:
    hehehe…mungkin itu kan salah stu unsur pemasukan negara paklik 😀

    NeeN:
    Ampun…nin…nggak lagi deh….

    dr:
    sebagai warga McGetan yang baik, harusnya kau memang mempromosikan McGetan

    koecing:
    hihihi…kalo sebel jangan sampe dibawa ek ubun2 yah, ntar gamapang meledaknya. lihat2 dulu orangnya 😀

    zulfanahrielly:
    kalo pusing ya istirahat atuh eneng..teteh..wah g tau tuh, seru aja 😀

    juliach:
    ups…no comment ah..

    ndarualqas:
    yup, makanya banyak yang ga suka hidup di daerah yang banyak polutanya (iki ngomong opo seh). salam kenal juga om..

    rumahfrandi:
    aku lo dulu mantan pacarnya waktu di SD…

    orang aneh:
    ya…kalo semua bergantung pada individu, kayaknya gak perlu lah yang namanya kritik, pengadilan, dan bahkan polisi sekalipun. dan seharusnya pula, sebagai masyarakat yang (seharusnya) lebih ngerti hukum, pak polisilah yang harus memulai untuk menegakkan hukum itu sendiri.

  21. bangsat terhormat Says:

    jngn suka menyalahkan orang laen..koreksi diri kita dulu..baru ngomong..apakah kta makhluk cukup sempurna untuk mencacati seseorang..klo merasa risih..ya kita tengok kesalahan2 ato dosa2 yg pernah kita perbuat..apakah orang yang kita salahi itu juga merasa tidak risih..kita semua manusia yang penuh dengan dosa..tapi kepastian besar kecil dosa itu hanya allah yang tau..gitu aja kok repot..

  22. Andri Says:

    saya juga bingung antara oknum dengan memang kenyataanya. masa satu polres dikatakan oknum.. tengoklah disetiap persimpangan di Jawa Barat apalagi daerah bandung-cimahi-cinjur-sukabumi banyak sekali pungutan-pungutan liar yg dilakukan polisi. memang seh dianya ngak langsung mungut tapi pake preman yang ada disitu (masa ada preman ngutip depan pos polisi tiap hari dibiarin).. selidik punya selidik ternyata setiap simpang yang ada dijalan besar pasti ada pos polisinya, salah satu tujuanya untuk gutip dari supir truk dan bis.. saya pernah dari bandung menuju sukabumi di daerah cianjur (kalo tidak salah) deket ramayana dgitu dan simpang yg ada tugunya (ada mall kecil namanya harimat) setiap truk dan bis dikutip uang ama preman… pada polisi ada disampingnya, kalo ngak ngasih tuh truk dan bis dikejar. padahal itu memang jalur bis jadi ngak usah bayar juga gak apa.. pulangnya juga lewat jalan yg sama.. ech kondisinya sama, pada makan di daerah ciranjang iseng2 naya memang sengaja preman itu dipelihara oleh polisi untuk ngutip dari pengemudi truk n bus, bayangin pak katanya pickup dan truk sekitar 20 rb bis juga 20-30 rb coba kalikan dengan jumlah truk dan truk yg lewat situ selama setahun bisa untuk gaji pegawai negeri sekabupaten. kalo berbicara oknum atau individu, masa hampir semua polisi lalulintas yang notabene tiap hari ada disitu dibiarin” berarti semua polisi yang ada diaerah itu oknum donk”.. sorry dan maaf bukan bermaksud ngejelek2 jelekin tapi memang kenyataanya kayak gitu… kalo ngak percaya liat aja sendiri… saya rasa masyarakat ngak bisa tuh dibohongi dgn kata2 oknum atau individu.. lha wong kenyataanya error tuh.

  23. aku Says:

    gw jg benci setengah mati ma polisi,gara2 mereka pernah ngandangin motor gw slama sebulan karena gw minta sidang g mau titip,sampe tabungan ludes buat nebus and sewa motor buat kerja sehari2,suatu saat temen gw minta tolong gw ngrakit komputer buat omnya yg pulisi,gw korupsi deh duitnya,tak kasih yg seken2,ha ha ha ha………dapet untung selangit!rasain tuh!!!

  24. gerry Says:

    emang polisi itu disini udah pada mata duitan … apapun itu klo udah urusan sama polisi pasti ujung-ujungnya duit.klo polisi ngomong itu karena masyarakat itu bohong besar .gimana orang ngak mau nyogok klo ngak nyogok ngak dilayani .. pak polisi tolong cepet sadar …. saya pernah urusan sama polisi dia yang salah malah saya mau ditembak …….. polisi macam apa itu ………..

    slam kenal
    untuk orang aneh introspeksi diri ya sebelum ngomong …. anda jadi polisi nyogok berapa …….. jadi polisi nyogok aja kok bangga … inget ya rejeki klo awalnya haram biar sampai kapan tetep haram …….. inget itu… kasian anak cucu lu dikasih makan uang haram

  25. punkd Says:

    polisi emang keparat bangat brooooo!!!!!!

    w paling benci sama polisi!!!

    say fuck police!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!1

    polisi tai

  26. Aa'Ghepenk Istimewa Says:

    kasian ya..
    sebaik2nya polisi tetep aja di mata orang2 tetep BAJINGAN. . .


Leave a comment